Berikut macam-macam isim ma’rifah. 1. Ditambah Alif Lam di awal kata. Contoh: اَلْكِتَابُ – اَلْمَسَاجِدُ – اَلرَّحِيْمُ – اَلطَّالِبُوْنَ. Kamu harus mengetahui ketentuan berikut jika ingin menambahkan alif lam di awal kata. a. Kita harus menambahkan kata bertanwin dan alif lam menjadi
لاَمُ كَيْ (lam kai): supaya, untuk. Secara harfiah, huruf nashab لاَمُ كَيْ (lam kai) memiliki arti yang serupa dengan nashab كَيْ (kai) yaitu “supaya”. Huruf ini juga dapat diartikan menjadi “untuk”. Huruf nashab lam kai berfungsi untuk memberikan alasan atas suatu pernyataan. Simak contoh kalimat berikut.
Dinamai mudhori’ karena keserupaan fi’il mudhori’ dengan kalimah isim dalam aspek i’rob. Ada juga yang berpendapat asal mudhari’ dari الضَرْع yang artinya kantong susu binatang. Menurut pendapat ini, antara mudhori’ dengan isim, keduanya ‘menyusu’ dari 1 susu sehingga dianggap saudara/sama sepersusuan.
Hukum dan Ketentuan Ististna. Hukum-hukum istisna’ sesuai dengan adat istisna’nya, yaitu: 1. Istisna’ dengan إلا. - Kalam tam mujab. Pada kalam tam mujab hukum mustasna minhunya wajib dibaca nashob. Misalnya ينجح التلاميذُ إلا الكسولَ . lafadz الكسولَ wajib dibaca nashob karena menjadi istisna’, baik
xJ4Le3B.