Kali ini kita akan mengambil bahasan memantaskan diri. Tetapi memantaskan diri bukan dalam lingkup kecil perihal jodoh semata tetapi dalam lingkup besar. Kenapa blogsadli membahas tentang lingkup besarnya? kan biasanya bahas soal jodoh tuh. Karena memang hidup ini bukan soal jodoh kita tidak pernah tahu siapa jodoh kita apakah kita berjodoh sebagai pengantin dunia ataukah maut lebih dulu menyapa. Rasulallah Saw. pernah bersabda, "Setiap anak Adam banyak melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah mereka yang mau bertaubat." Tirmizi Memantaskan Diri Karena Allah Kita semua tahu, bahkan sama-sama tahu bahwasanya setiap insan manusia anak keturuna Adam adalah mahluk yang tidak luput dari salah, khilaf dan dosa. Dan setiap apa yang kita lakukan pasti akan ada konsekuensinya cepat atau lambat. Cuaca yang panasanya hanya membakar kulit saja kita sudah tak mampu menahannya, lantas apakah kita akan sanggup untuk menahan panasanya api kita hari ini bermuhasabah diri, sejauh mana taubat kita, sejauh mana tindakan kita selama ini, adakah kita pernah menyakita banyak orang, ataukah kita menyakiti diri kita sendiri. Sahabat Umar bin Khattab pernah berpesan, "koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhiaslah dengan amal shalih untuk pagelaran agung pada hari kiamat kelak". Jangan pernah menganggap diri kita lebih baik dari orang lain, tetapi tetaplah merasa terburuk. Karena hal itu akan menjadi motivasi kita menjadi lebih baik dari diri kita sebelumnya. Jika kita terlihat baik, maka itu hanya karena Allah berbaik hati menutup aib kita. Andaikan saja dosa dan kesalahan kita nampak, sungguh kita sendiri tidak akan tahan melihat dosa dan kesalahan dari itu sahabat fillah, teruslah beruat baik dan menjadi baik. Memantaskan Diri Demi Jodoh Memantaskan diri demi jodoh. Ungkapan ini menjadi viral ketika pemuda-pemudi Islam mulai menjadi BAPER cepat terbawa perasaan, singgung sedikit mengenai nikah muda langsung baper. Apa penyebabnya hingga mudah baper seperti demikian? Karena terkadang kita sering sekali caper cari perhatian. Oleh karenanya sahabat Jangan Caper Agar Tak Baper. Dalam persoalan memperbaiki diri demi jodoh, tidak sedikit diantara kita berupaya sekuat tenaga, berusaha mati-matian demi mendapatkan seseorang yang baik sebagai pasangan hidupnya. Sampai kadang kita terlalu memaksa, hingga lupa bahwa ada Allah Swt. sebagai Dzat Yang Maha Menentukan. Kita berusaha mengejar calon yang diinginkan, meminta ia menjadi jodoh kita, berharap agar lamarannya diterima dan menikah dengannya. Namun hanya sebagian kecil dari kita yang berupaya memantaskan diri untuk mendapatkan yang terbaik. Kita terlalu sibuk mencari, namun lupa memperbaiki diri. Lupa bahwa jodoh itu adalah soal pilihan mendapatkan yang terbaik atau menjadikan diri kita sebagai pilihan terbaik. Kita lupa bahwa ia yang baik diciptakan untuk ia yang baik dan begitu pula sebaliknya. Sahabat, sangat penting bagi kita untuk lebih banyak bercermin dan melihat dalam diri kita "sudahkah pantas diri kita mendapatkan apa yang kita harapkan", atau malah kita jauh dari kata pantas. Jika ingin menjemput ia yang terbaik maka persipakan diri kita untuk menjemputnya dalam kondisi terbaik. Kita ingin selamat di dunia dan akhirat, lantas sudah sejauh mana usaha kita untuk mendapatkan keselamatan itu. Kita berharap mendapatkan ia yang terbaik, lalu sebesar apa usaha kita untuk menjemputnya. Jemput ia dalam setiap do'amu, karena obat rindu paling mujarab adalah untaian doa. Jangan terlalu terpaku soal bagaimana jodoh kita nanti, tetapi pikirkanlah bagaimana nasib kita nati ketika maut menjemput. Marilah kita sama-sama terus berupaya untuk memantaskan diri di hadapan Allah Swt. Lalu berlomba-lomba untuk mendapatkan ridha-Nya, meraih surga-Nya kelak. Semoga artikel ini menjadi renungan untuk kita semua dan terus berupaya menjadi yang terbaik sehingga pantas kita mendapatkan yang terbaik. Terima kasih sudah membaca artikel ini, semoga bermanfaat. Salam Literasi dan Salam PerubahanMemantaskandiri agar bisa dicintai oleh orang lain itu sangat melelahkan dan membuatmu terombang-ambing dalam ketidakpastian. Sebab apa yang pantas untuk A dan B belum tentu sama. Tetapi, memantaskan diri agar dicintai oleh dirimu sendiri lebih mudah dan efeknya bertahan untuk jangka panjang. Majlis Ugama Islam Singapura Khutbah Jumaat 6 Mac 2020 / 11 Rejab 1441H Sifat Mazmumah Ananiah - Mementingkan diri sendiri Sidang Jumaat yang dikasihi Allah, Marilah kita bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar ketakwaan. Takwa yang memelihara akhlak dan peribadi kita dari sifat-sifat yang buruk lagi keji. Takwa yang mendekatkan kita kepada Allah serta memperbaiki hubungan kita sesama insan sehingga berjaya di dunia dan akhirat. Amin. Saudaraku, Sifat mazmumah bermaksud sifat-sifat buruk dan keji yang tidak seharusnya ada pada diri seorang Muslim yang beriman kepada Allah dan RasulNya. Rasulullah telah diutuskan oleh Allah untuk memperbaiki akhlak serta keperibadian manusia. Rasulullah mempunyai budi perkerti yang sangat mulia sepertimana yang terakam dalam firman Allah Yang bermaksud “Demi sesungguhnya, bagi kamu pada diri Rasulullah itu contoh ikutan yang baik, bagi orang yang sentiasa mengharapkan keredaan Allah dan hari akhirat, serta ia pula menyebut dan mengingati Allah sebanyaknya.” Surah Al-Ahzab, ayat 21. Ayat ini bukan sahaja memuji ketinggian akhlak serta keperibadian Rasulullah bahkan Allah juga memerintahkan orang-orang yang beriman agar mencontohi serta menuruti jejak langkah Baginda Kaum Muslimin yang dirahmati Allah, Di antara sifat mazmumah yang perlu kita jauhi adalah sifat ananiah. Ia mengakibatkan seseorang untuk hanya memikirkan kepentingan serta kemaslahatan dirinya sendiri sahaja tanpa mempedulikan orang lain. Ia juga boleh membawa maksud seseorang yang taksub dengan pendirian serta pandangannya sendiri tanpa mengambil kira pandangan orang lain. Sikap ananiah ini amat berbahaya bagi umat manusia secara umumnya. Lebih-lebih lagi dengan meningkatnya kebergantungan hidup di antara kita di dunia hari ini. Oleh kerana ikatan ekonomi, sosial bahkan kesihatan yang menjalinkan manusia sejagat hari ini. Setiap langkah yang kita ambil itu pasti memberi kesan kepada kehidupan orang lain. Lihat sahaja bagaimana wabak ini merebak di sebahagian rantau kerana sikap seseorang yang enggan mengambil langkah berjaga-jaga. Sikapnya menolak permintaan petugas kesihatan untuk membuat pemeriksaan ke atasnya telah mengakibatkan penularan wabak yang amat meluas kepada orang di sekelilingnya. Inilah sifat mementingkan diri, serta pandangan sendiri sehingga tidak mengambil kira kesannya terhadap orang lain. Para Jemaah yang dikasihi, Bagi menangani sifat ananiah ini, kita harus berusaha untuk memupuk sikap ithar’ di dalam diri. Ithar bermaksud sikap mengutamakan keperluan orang melebihi dirinya sendiri. Dalam erti kata lain, seseorang yang berjiwa pemurah yang sentiasa menginginkan kebaikan bagi orang lain. Rasulullah bersabda yang bermaksud “Barangsiapa yang ingin diselamatkan dari neraka dan dimasukkan ke syurga, maka hendaklah dia mati dalam keadaan dia beriman kepada Allah dan Hari Akhirat. Dia juga memperlakukan manusia sepertimana dia suka manusia melayaninya.” Hadis riwayat Imam Muslim. Inilah sikap yang perlu dimiliki setiap Muslim. Lebih-lebih lagi di dalam keadaan yang tidak menentu seperti sekarang ini. Sebagai contoh, ketika berbelanja, jangan kita biarkan sikap ingin memenuhi kepentingan diri sendiri secara melampau, mereka yang lebih memerlukan sesuatu barangan itu dinafikan. Mudah-mudahan berkat kita membangun sifat ithar dan menjauhi sifat ananiah ini, Allah akan memelihara kita, keluarga dan negara daripada sebarang bahaya, ancaman dan anasir keburukan di dunia dan akhirat. Semoga Allah menghapuskan sifat mazmumah di dalam diri kita dan menggantikannya dengan sifat-sifat yang mulia yang membawa kebaikan buat semua.
KisahDua Tukang Sol (bag 5): Memantaskan Diri Untuk Sukses. By Rahmat Mr. Power January 1, 2017. Ini adalah kelanjutan dari cerita motivasi yang berjudul Kisah Dua Tukang Sol, sudah tertulis 4 bagian. Bagi Anda yang belum membaca kisah sebelumnya, tentu saja akan lebih baik dan nyambung jika membaca kisah pada bagian sebelumnya.
Cinta adalah suatu perasaan yang Allah ciptakan pada manusia. Perasaan cinta ini bisa membuat seseorang yang sedang jatuh cinta ini melakukan apa saja. Membicarakan persoalan cinta, yang langsung terngiang mungkin adalah cinta kepada sesama manusia. Padahal ada cinta yang jauh lebih tinggi dari itu, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya itulah cinta yang patut diagung-agungkan. Bukan hanya cinta kepada sesama makhluk ciptaan Allah saja. Maka dari itu, perasaan cinta ini perlu dijaga supaya tidak membawa diri kita kepada hal – hal yang tidak baik. Baca Menikah Tanpa CintaIbnu Qayyim Al Jauziyah yang merupakan seorang ulama yang mengajarkan kita bahwa cinta itu memiliki 4 kekuatan. Dan cinta merupakan sesuatu yang datang melalui 4 sebab, yaitu Islam tidak mengenal cinta buta. Karena dalam islam, kita diminta untuk berilmu telebih dahulu. Orang yang berilmu berarti orang yang yakin. Karena keyakinan datang dengan ilmu. Sehingga tahapan yakin itu ada “Ilmul Yaqin”, “Ainul Yaqin”, dan “Haqqul Yaqin”.Mencintai dengan ikhlas. Setelah keyakinan dimiliki maka akan terasa ikhlas dengan sendirinya. Orang yang mencintai seseoang tanpa keikhlasan dalam mencintai maka itu sesuatu yang bohong dalam mendatangkan kejujuran. Kejujuran inilah yang akan membuahkan cinta ini akan menelurkan 2 hasil yang bernama Inqiyad dan Qabul. Yang dimaksud dengan dua hal ini adalah orang yang mencintai ini akan tunduk dan patuh kepada yang perasaan cinta yang dirasakan manusia ada tingkatannya. Dan hendaknya kita memposisikan perasaan cinta ini dalam hidup kita. Rasa cinta yang muncul pada diri manusia ini memang terkadang membingungkan, terutama masalah cinta yang ada pada sesama manusia. Namun, sebaiknya kita juga membawa cinta ini menjadi ketakwaan dengan cara memposisikan perasaan cinta dalam diri kita. Baca Cara Agar Hati Tenang Dalam Islam.Cinta Kepada AllahRasa cinta kepada Allah harus yang paling besar dan paling banyak. Karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala merupakan Dzat yang tidak ada bandingannya. Bentuk kecintaan kita kepada Allah tentu adalah menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Seperti Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala pada surat Az- Zariyat ayat 56 berikut وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.Bentuk ibadah kepada Allah yang bisa kita lakukan adalah melaksanakan ibadah sholat, menjalankan puasa, melaksanakan ibadah haji, dan masih banyak ibadah lainnya yang disyariatkan oleh Agama Islam. Baca Penyebab Amal Ibadah Ditolak Dalam IslamHal mengenai ibadah ini juga ada di dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat Al- Baqarah ayat 21 berikut يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.”baca jugaCinta Menurut IslamCara Menghilangkan Rasa CintaDoa untuk mendapatkan Jodoh dalam IslamRindu dalam IslamKisah Cinta Nabi YusufCinta Kepada RasulRasulullah Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam membekali umat muslim dengan Al – Qur’an dan Hadits yang diturunkan kepadanya. Sehingga, mukjizat yang ada pada Rasulullah Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam ini bisa menjadi pedoman dan petunjuk umat islam sepeninggal Beliau. Bentuk cinta kepada Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam ini adalah mengikuti sunnahnya. Karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menurunkan wahyu kepada nabi – nabi sebelumnya dan ajaran-Nya telah disempurnakan melalui Agama Islam yang disebarkan oleh Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam. Maka hendaknya sebagai wujud cinta kepada Rasulullah Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam ini, kita mengikuti apa yang dikerjakan oleh Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam selama apa saja yang dikerjakan oleh Rasulullah dan ditinggalkan oleh Rasulullah adalah perintah langsung dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Salah satunya adalah dengan menikah dan membaca Al – Qur’an. Namun, begitu ada juga pernikahan yang dilarang dalam islam yaitu pernikahan beda agama. Masih banyak juga sunnah Rasulullah yang bisa dipelajari karena sudah jelas dan diketahui manfatnya, seperti manfaat membaca Al- Qur’an dalam kehidupan. Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam merupakan Suri Tauladan, karena walaupun ajaran yang dibawanya sudah ribuan tahun, namun tetap bisa diaplikasikan di zaman modern seperti sekarang. Baca Sunnah Rasul Malam Jumat.baca jugaKeutamaan Cinta Kepada RasulullahCara Mendapatkan Jodoh menurut IslamMahar Pernikahan dalam IslamCara Menjaga Hati Sebelum MenikahKriteria Calon Istri yang Baik Menurut IslamCinta Kepada Ciptaan AllahCinta yang berada pada urutan terakhir ini adalah cinta pada ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Cinta kepada ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala ini juga termasuk kepada cinta kepada orang tua, cinta kepada pasangan, cinta kepada anak – anak dan cinta kepada makhluk Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang lainnya. Seorang wanita yang sedang jatuh cinta biasanya lebih banyak diam. Sehingga perasaan ini tertahan dalam hatinya sendiri. Apabila seorang wanita sedang merasakan jatuh cinta, alangkah baiknya melakukan hal PandanganKetika berpapasan dengan seseorang yang dikagumi bukan berarti kita tidak boleh melihat satu sama lain. Namun hendaknya hindari tatapan yang berlebihan yang bisa menimbulkan hawa Dan Memperbaiki DiriDoa merupakan obat dari segala urusan. Maka apabila seorang wanita atau laki – laki yang sedang jatuh cnta hendaknya lebih sering mengingat Allah dan meminta petunjuk yang terbaik. Dalam masa penantian ini pun bisa diisi dengan memperbaiki dan memantaskan diri agar mendapatkan jodoh yang terbaik. Karena pada dasarnya jodoh adalah cerminan diri. Mencari jodoh dalam Islam bisa dimulai dengan memperbaiki dan memantaskan diri. Karena wanita yang baik untuk laki – laki yang baik. Wanita yang keji untuk laki – laki yang keji. Seperti firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat An- Nur ayat 36 “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji pula, dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula. Mereka yang dituduh itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka yang menuduh itu. Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia surga.”Menemui Wali Dan MelamarTidak ada salahnya untuk wanita muslimah melamar terlebih dahulu pria yang ia sukai. Bahkan sebelumnya telah ada contoh dari Siti Khadijah Istri Rasulullah yang meminta karyawannya pada saat itu untuk mengawasi Rasulullah. Setelah mengawasinya, Siti Khadijah pun yakin bahwa Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam adalah orang yang tepat. Kemudian Siti Khadijah meminta bantuan sahabatnya untuk menemui Rasulullah Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam agar mau menikahinya. Hal ini merupakan salah satu bentuk ketegasan seorang muslimah ketika merasakan cinta dalam diam. Baca Menikah Muda Menurut IslamDemikian penjelasan terkati cinta dalam diam menurut islam. Karena pada dasarnya, cinta akan datang sendirinya sesuai kehendak sang maha cinta.Dalamhal ini sebenarnya bisa menjadi salah satu motivasi kita dalam memantaskan diri agar Allah mempercepat segala urusan tentang jodoh. Namun tentunya dengan menyiapkan kebaikan melalui keteguhan cara kita dalam memperbaiki diri karena Allah bukan karena jodoh. Maka memantaskan diri untuk segera menikah mungkin saja niatnya baik.Oleh Syifa Nur Azizah STEI SEBI [email protected] PADA dasarnya, seorang muslim sejati pastilah mampu memahami bagaimana cara memanajemen diri. Namun, melihat kondisi saat ini ternyata masih banyak umat muslim yang gagal dalam memanajemen dirinya. Hal ini bisa dilatarbelakangi oleh ketidaktauan bagaimana cara memanajemen diri ataupun karena keterlenaan akan hal-hal yang sifatnya menjerumuskan. Maka dari itu sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana cara memanajemen diri kita agar apa yang kita lakukan senantiasa bermanfaat baik bagi kita maupun orang lain. Menurut KBBI, Manajemen berarti “Pengunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran”. Dari definisi tersebut,dapat diartikan bahwa manajemen diri adalah “penggunaan segala kemampuan yang ada dalam diri agar senantiasa menjadi oroduktif dan tidak terbuang sia-sia”. Ruang lingkup manajemen diri bagi seorang muslim dapat digolongkan menjadi 4 yakni Manajemen penampilan diri, Manajemen emosi, tutur kata dan tingkah laku, Manajemen interaksi dengan orang lain dan terakhir Manajemen Waktu. Berikut beberapa hadist yang menerangkan tentang ke-empat bagian manajemen tersebut. 1 Manajemen penampilan diri “Sesungguhnya allah itu indah dan senang dengan keindahan. Bila seseorang diantara kamu bermaksud menemui kawan-kawannya, hendaklah dia merapikan dirinya.” Muslim. 2 Manajemen emosi,tutur kata dan tingkah laku “Seseorang baru benar-benar dikatakan muslim adalah manakala muslim lainnya selamat dari gangguan lidah dan tangannya. “HR Bukhari-Muslim 3 Manajemen interaksi dengan orang lain “Hak seorang muslim terhadap muslim yang lain ada enam apabila engkau bertemu dengannnya ucapkanlah salam, apabila dia mengundangmu maka hadirilah, apabila dia meminta nasehatmu maka nasihatilah dia, apabila dia bersin maka do’akanlah dia, apabila dia sakit maka tengoklah, apabila dia meninggal maka antarkanlah.” HR Muslim 4 Manajemen waktu Hadist dari Mu’adz bin jabal sesungguhnya Nabi SAW bersabda ’’Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga ditanya tentang 4perkara; Tentang umurnya dimana ia habiskan, Tentang waktu mudanya dimana ia habiskan, Tentang harta bendanya dari mana dan kemana ia belanjakan, dan Tentang ilmunya apa yang telah ia kerjakan.” HR Al-bazzar dan at-Thabrani dengan sanad shahih. Dari beberapa ulasan tersebut, maka sudah seharusnya kita memahami pentingnya manajemen diri bagi kita. Terlebih manajemen waktu, karena sejatinya ketika waktu berlalu demikian cepat, sedangkan segala yang berlalu tak akan kembali lagi maka sang waktu demikian berharga. Sebagaimana pepatah mengatakan “Saat hidup dibatasi oleh siang, saat istirahat dipagari oleh malam, saat muda akan bertemu dengan masa tua, dan pasti saat hidup akan berujung kematian. Maka sungguh waktu bagi satu-satunya pertaruhan, Waktu adalah kehidupan”. Wallahu alam Bishowab. [] Kirim OPINI Anda lewat imel ke [email protected], paling banyak dua 2 halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Maksuddari memantaskan diri adalah berusaha berbenah diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Karena janji Allah, orang baik pasti akan dijodohkan dengan yang baik pula begitu juga sebaliknya, sebagaimana yang telah Allah tegaskan pada Surah an-Nur ayat 26:
WAHAI Muslimah, pernahkah kamu mendengar istilah memantaskan diri agar jodoh mendekat? memantaskan diri agar mendapat jodoh terbaik? Sebetulnya tidak ada yang salah untuk memantaskan diri untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Allah SWT berfirman, “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji pula, dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula. Mereka yang dituduh itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka yang menuduh itu. Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia surga.” QS An Nur 26 BACA JUGA Berbahagialah Orang yang Berniat Melunasi Utangnya Luruskan niat memantaskan dirimu agar proses nya tak sia-sia di hadapan Allah SWT. Coba kamu perhatikan ikhtiar yang kamu lakukan dalam proses memantaskan diri apakah sesuatu yang ingin kamu capai demi penilaian manusia. Jika demikian maka bersiaplah untuk kecewa. Jika kamu memantaskan diri dengan tujuan mendapat penilaian atau pujian dari manusia, berhati-hatilah kamu menjadi orang yang “tidak pantas” untuk seseorang dengan apa adanya dirimu. Hal itu dikarenakan kamu menjadi seseorang yang disibukkan untuk mencapai standar orang lain. Simpelnya, kamu memantaskan diri untuk orang lain, dengan menuntut lebih atas dirimu. Melakukan banyak perubahan hanya demi mendapatkan penilaian orang lain. Mengabaikan potensi yang sesungguhnya ada pada dirimu demi mendapatkan cinta dari manusia, menjadi sosok manusia yang bukan dirimu. Sungguh akan melelahkan ketika kamu beruaha menggapai penghargaan dari orang lain, sedangkan kamu belum menghargai dan mencintai dirimu sendiri. Ketahuilah wahai saudariku, ketika kamu mencintai dirimu sendiri, kamupun akan mudah dicintai orang lain. Fokus saja terhadap kualitas diri yang akan kamu persembahkan untuk Allah. Jodoh itu sesuai cerminan diri, takperlu repot berpura-pura semuanya tampak sempurna. Terlebih jika berharapa pujian dari orang lain, berharap realita sesuai dengan keinginanmu. Hingga niatmu memantaskan diri hanya sebatas untuk manusia. Percayalah kebaikan itu hadir dari hati, ketulusan akan menyebar pada sekelilingmu. Fokuslah pada apa yang layak kamu berikan pada Allah SWT. Meningkatkan kualitas ibadah, mengembangkan potensi diri, mendewasakan mental, memperkaya wawasan, dan memberikan kontribusi terbaik dalam berkarya, adalah banyak hal dari proses memantaskan diri yang wajib kamu bangun. BACA JUGABolehkah Muslimah pakai Make Up? Niatkan dan persembahkan segalanya karena Allah semata, sebagai penunaian tugas sebagai hambaNya yang berkewajiban menanamkan manfaat terhadap diri sendiri maupun terhadap sekitarmu. Pantaskan diri untuk Allah, bukan untuk jodoh. Cukuplah hadirkan keyakinan padaNya, bahwa jodoh yang kelak Allah hadirkan, akan sebanding dengan kualitas dirimu. Insyaa Allah. []
ALLAHPUTUSKAN RASA BERJASA DALAM DIRI PARA SAHABAT - Ustadz DR. Syafiq Riza Basalamah MAChannel medis tv adalah channel yang memberikan video kajian islam,